Dalam ajaran Islam, ilmu adalah salah satu hal yang sangat dihargai dan dianggap sebagai sumber keberkahan. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim” (HR. Ibn Majah). Namun, dalam menuntut ilmu, Islam juga menekankan pentingnya adab yang menyertai ilmu itu sendiri. Adab yang baik dalam menuntut ilmu bukan hanya memperlihatkan kesopanan, tetapi juga mencerminkan kualitas seorang Muslim yang menjaga hubungan dengan Allah, guru, dan sesama. Konsep “adab di atas ilmu” ini menunjukkan bahwa memiliki ilmu tanpa disertai adab yang baik justru bisa membawa kepada keburukan.
Ilmu yang Tidak Disertai Adab Bisa Menyesatkan
Ilmu dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat mulia. Namun, ilmu yang tidak dibarengi dengan adab yang baik bisa menjadi berbahaya. Rasulullah SAW mengingatkan umatnya melalui sabdanya, “Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya yang Allah tanamkan dalam hati hamba-Nya yang dikehendaki-Nya” (HR. Bukhari). Tanpa adab, ilmu bisa berubah menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki adab terhadap guru, orang lain, atau bahkan terhadap ilmunya sendiri, bisa saja menyalahgunakan ilmunya untuk tujuan yang tidak baik. Ilmu yang disertai dengan adab akan menghasilkan kebijakan, keberkahan, dan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Adab dalam Menuntut Ilmu
Adab pertama yang harus dimiliki oleh seorang pencari ilmu adalah rasa hormat dan takzim kepada guru. Dalam Islam, guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seseorang yang harus dihormati dan dijaga martabatnya. Rasulullah SAW sendiri memberi teladan dalam menghormati para guru dan sahabat beliau yang memberikan ilmu. Beliau bersabda, “Barang siapa yang tidak menghormati orang tua dan tidak menghormati guru, maka ia tidak termasuk golongan kami” (HR. Ahmad). Ini menunjukkan bahwa penghormatan terhadap guru adalah bagian dari adab yang harus dijaga dalam menuntut ilmu. Selain itu, pencari ilmu juga harus menjaga sikap rendah hati, tidak merasa sombong dengan ilmu yang dimiliki, dan selalu menyadari bahwa ilmu itu datangnya dari Allah.
Adab dalam Mencari Ilmu
Adab dalam mencari ilmu juga mencakup kesabaran dan ketekunan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu'” (QS. Taha: 114). Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk selalu meminta kepada Allah agar ilmu yang kita peroleh menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi. Pencari ilmu harus sabar menghadapi proses belajar yang tidak selalu mudah. Terkadang, ujian dan rintangan akan muncul di sepanjang jalan menuju pengetahuan. Oleh karena itu, adab yang harus dijaga adalah kesungguhan dan keikhlasan dalam belajar, serta rasa syukur setiap kali mendapatkan pengetahuan baru.
Adab dalam Mengajarkan Ilmu
Selain adab dalam menuntut ilmu, Islam juga mengajarkan adab dalam mengajarkan ilmu kepada orang lain. Seorang yang memiliki ilmu tidak boleh menyembunyikan ilmu atau menggunakannya untuk tujuan yang tidak baik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang diajari ilmu kemudian ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat Allah akan mengekang lidahnya dengan api neraka” (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim yang memiliki ilmu untuk mengajarkannya kepada orang lain, tetapi dengan cara yang bijaksana dan tidak sombong. Mengajarkan ilmu juga harus disertai dengan niat ikhlas karena Allah, bukan untuk mencari pujian atau penghargaan.
Ilmu yang Diberkahi Allah
Ilmu yang diberkahi oleh Allah adalah ilmu yang memberikan manfaat tidak hanya bagi diri pribadi, tetapi juga bagi orang lain dan umat secara keseluruhan. Seorang Muslim yang memiliki ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu dunia, seharusnya menggunakan ilmunya untuk kebaikan, bukan untuk kesombongan atau merendahkan orang lain. Adab terhadap ilmu berarti menggunakan ilmu tersebut untuk berbuat baik, memperbaiki diri, dan mengajak orang lain kepada kebaikan. Seperti yang diajarkan dalam hadis, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuh dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian” (HR. Muslim). Dengan demikian, adab yang benar dalam menuntut dan mengamalkan ilmu adalah yang menjadikan hati kita lebih dekat dengan Allah dan bermanfaat bagi umat.
Ilmu sebagai Sarana untuk Menjaga Adab
Islam mengajarkan bahwa ilmu seharusnya digunakan untuk menjaga dan meningkatkan adab. Seorang yang berilmu diharapkan untuk menjadi teladan bagi orang lain, baik dalam beribadah, berbicara, maupun bertindak. Ilmu yang benar akan menuntun seseorang untuk memiliki akhlak yang baik, memperlakukan orang lain dengan adab yang mulia, dan senantiasa mengingatkan dirinya untuk bersikap rendah hati. Sebagai contoh, seorang ulama atau ilmuwan harus menjaga lisan dan perilakunya, tidak mengingkari sunnah Rasulullah, dan selalu berusaha untuk menebarkan manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Ilmu itu adalah harta yang paling berharga, maka barang siapa yang mendapatkannya, ia akan menjadi orang yang paling beruntung” (HR. Al-Bukhari).
Kesimpulan
Adab di atas ilmu dalam Islam mengajarkan kita untuk selalu menjaga sikap dan perilaku dalam menuntut dan mengamalkan ilmu. Ilmu yang diperoleh harus disertai dengan adab yang baik, baik terhadap Allah, guru, maupun sesama. Sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan dalam akhlak dan adab, kita sebagai umat Islam harus senantiasa menjaga adab dalam setiap langkah kita dalam menuntut ilmu. Tanpa adab, ilmu hanya akan menjadi beban yang bisa menyesatkan, sementara dengan adab, ilmu akan membawa keberkahan dan manfaat yang luas, baik bagi diri kita sendiri maupun untuk orang lain.