Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. Dengan lisan, seseorang dapat menyampaikan segala yang ada dalam pikirannya, baik itu berupa ucapan, doa, atau nasihat. Namun, di balik potensi besar yang dimiliki lisan, Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan agar tidak menjadi sumber fitnah, kebencian, atau kerusakan. Dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW, banyak peringatan yang mengingatkan pentingnya menjaga lisan sebagai bagian dari menjaga diri, iman, dan hubungan antar sesama.
1. Lisan sebagai Alat untuk Kebaikan atau Keburukan
Lisan memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mempengaruhi kehidupan seseorang. Dengan lisan, seseorang dapat menyebarkan kebaikan atau keburukan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 70: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” Ayat ini menekankan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang benar, baik, dan bermanfaat. Lisan yang digunakan untuk berucap kata-kata yang buruk atau tidak berguna dapat mendatangkan dosa dan merusak hubungan. Sebaliknya, lisan yang digunakan untuk berdzikir, memberi nasihat yang baik, dan berbicara dengan penuh kasih sayang dapat mendatangkan pahala.
2. Larangan Ghibah dan Fitnah dalam Islam
Salah satu bentuk penyalahgunaan lisan adalah ghibah (menggunjing) dan fitnah (menuduh tanpa bukti). Rasulullah SAW dalam hadisnya mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, kecuali ia menjaga lisan dan tangannya dari hal-hal yang dapat menyakiti sesama” (HR. Bukhari). Ghibah dan fitnah adalah dosa besar yang dapat menghancurkan hubungan antar umat Islam, menciptakan kebencian, dan merusak keharmonisan sosial. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Lisan yang Membawa Keberkahan
Sebaliknya, lisan yang dijaga dan digunakan untuk berbicara dengan baik dapat mendatangkan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR. Bukhari). Menjaga lisan dengan berbicara yang baik dan benar merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Dalam Islam, setiap ucapan yang baik, seperti ucapan salam, pujian kepada Allah, atau nasihat yang bermanfaat, akan mendatangkan pahala. Dengan demikian, lisan yang terjaga bisa menjadi salah satu sumber keberkahan dalam hidup.
4. Menjaga Lisan untuk Menjaga Iman
Islam mengajarkan bahwa menjaga lisan adalah bagian dari menjaga iman. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku jamin surga untuknya” (HR. Bukhari). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan dan perilaku sebagai bagian dari iman yang benar. Jika seseorang tidak dapat menjaga lisan dan mengucapkan kata-kata yang baik, maka ia bisa terjerumus pada dosa dan kehilangan bagian dari keimanan.
5. Dampak Negatif dari Lisan yang Tidak Terkendali
Lisan yang tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Perkataan yang kasar, mengkritik tanpa alasan yang tepat, atau bahkan sekadar berbohong bisa merusak hubungan antar sesama, memecah belah persaudaraan, dan menciptakan permusuhan. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kata-kata yang tidak bijaksana bisa menyebabkan penyesalan yang mendalam. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk berbicara dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan.
6. Keutamaan Diam dalam Islam
Terkadang, menjaga lisan bukan hanya dengan berbicara yang baik, tetapi juga dengan diam saat tidak ada hal yang bermanfaat untuk dikatakan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang diam, maka ia telah selamat” (HR. Tirmidzi). Diam dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk berbicara dengan baik adalah sikap yang sangat dihargai dalam Islam. Dalam kondisi seperti ini, lebih baik diam daripada mengucapkan perkataan yang bisa menimbulkan kerugian atau kerusakan.
7. Lisan sebagai Alat untuk Meningkatkan Ibadah
Selain berbicara kepada sesama, lisan juga berperan penting dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Dengan lisan, seseorang dapat berdzikir, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan mengingat Allah setiap saat. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau berkata selain kebaikan, karena sesungguhnya perkataan itu akan dicatat untukmu dan akan menjadi saksi pada hari kiamat” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, menjaga lisan untuk berdzikir dan mengucapkan kalimat-kalimat yang mengingatkan kita kepada Allah akan mendatangkan pahala yang berlipat.
Kesimpulan
Menjaga lisan adalah kewajiban setiap Muslim yang tidak hanya berhubungan dengan hubungan sosial, tetapi juga dengan hubungan spiritual dengan Allah SWT. Lisan yang dijaga dengan baik akan membawa keberkahan, meningkatkan kualitas iman, dan mempererat persaudaraan antar umat Islam. Sebaliknya, lisan yang tidak terkendali dapat membawa dosa, memecah belah umat, dan menghancurkan kedamaian. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya selalu mengingat pentingnya menjaga lisan dan berbicara dengan penuh kebijaksanaan dan kebaikan demi kemaslahatan dunia dan akhirat.